Adanyahubungan positif antara akreditasi sekolah dengan penjaminan mutu pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan SNP oleh setiap satuan pendidikan. REFERENSI Awaludin, A. A. (2017). Akreditasi Sekolah Sebagai Suatu Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan di Indonesia. Jurnal SAP Vol. 2 No. 1 Agustus 2017, 12 – 21. Kemdikbud. (2017). Dalamsuatu negara, sistem perekonomian merupakan sebuah sistem dari supra sistem kenegaraan. Sebagai sistem dari sebuah supra sistem tentunya perekonomian dipengaruhi oleh sistem lain seperti politik, sosial, budaya dan 8 HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6, No. 1 Januari – Juni 2017 pendidikan. Kebijakanpemerataan pendidikan di Indonesia dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan tujuan untuk mencapai perluasan dan pemerataan kesempatan akses pendidikan, sehingga setiap orang memiliki hak atas pendidikan yang bermutu. Vay Tiền Nhanh. Jawaban untuk soal di atas adalah C. Mari cermati pembahasan berikut ini. Teks di atas termasuk teks editorial, yakni jenis teks yang berisi pendapat penulis terhadap sebuah isu aktual yang terjadi, teks editorial dapat ditemukan di surat kabar. Masalah yang disoroti dalam paragraf tersebut adalah mengenai sistem pendidikan yang baik. Hal ini sesuai dengan bunyi pada kalimat kedua, yakni “Bagi orang awam sekalipun pasti tahu bahwa yang dibutuhkan adalah setidaknya kurikulum yang baik, pengajar yang enak, fasilitas memadai, dan biaya murah jika bisa.” Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sepertinya membicarakan sistem pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya, kebijakan demi kebijakan di terapkan demi menemukan sistem pendidikan yang tepat untuk Indonesia . Namun hal ini sering di salah artikan bagi beberapa kalangan yang menganggap bahwa siswalah yang menjadi korban. Padahal sistem pendidikan memang harus se fleksible mungkin disesuaikan dengan perkembangan yang terus terjadi seiring kemajuan teknologi di dunia. Memang tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan sumber daya manusia dan untuk itulah tidak akan bisa berbicara sistem pendidikan hanya dari satu sisi tanpa memperhatikan sisi yang lainya. Namun Revolusi pendidikan di Indonesia selalu menuai pro dan kontra. Hal ini seperti menjadi cermin betapa rancunya penataan sissem pendidikan di Indonesia. Sumber daya manusia memang merupakan asset bagi suatu negara, namun apakah hanya melalui pendidikan formal saja sumber daya manusia yang unggul dapat tercipta. Berkaca dari apa yang terjadi di Jakarta dimana orang tua berdemo untuk menuntut keadilan bagi anak mereka, padahal hal ini awal memulainya tahun ajaran baru. Lantas apa sebenarnya yang terjadi sehingga permasalahan - permasalahan pendidikan terus terjadi di juga Penghapusan UN di Sistem Pendidikan IndonesiaSetiap wilayah dan daerah memiliki daerah geografis dan geoekonomi yang berbeda - beda begitupan dengan karakter dan kemampuan ekonomi dari masing - masing murid maupun orang tua. Banyak dari orang tua yang merasa sistem pendidikan yang kurang tepat mulai dari alasan terlalu ribet dalam proses mendaftar, kualitas sekolah yang dirasa kurang bagus, hingga batasan umur dalam mendaftar. Sebenarnya polemik - polemik seperti itu adalah hal yang sangat komplek dan hal yang seharunya dapat segera masalah yang lebih penting dan segera dilakukan perubahan. Melihat sistem pendidikan di Korea Selatan dan Finlandia yang memiliki system pendidikan terbaik di dunia. Namun kedua negara tersebut menerapkan dua sistem pendidikan yang berbeda, hal ini pastinya disesuaikan dengan keadaan negara yang bersangkutan. Lantas bagaimana dengan Indonesia?? 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya Sebagian besar orang Amerika mengatakan tidak puas dengan sistem pendidikan di negara itu. Mereka juga tidak punya banyak harapan bahwa sistem sekolah negeri akan bisa diperbaiki dalam waktu yang tidak terlalu lama. Gambaran yang tidak menyenangkan itu muncul dari sebuah studi pendapat umum yang dirilis bulan ini. John Della Volpe adalah pemimpin studi yang diadakan oleh lembaga RealClear Politics. Peserta studi itu dimintai pendapat dan harapan mereka tentang sistem pendidikan kelas satu SD sampai kelas tiga SMA, yang di Amerika disebut K-12. Volpe mengatakan, banyak orang Amerika menyatakan keprihatinan besar tentang kualitas pendidikan pada tingkat K-12 itu, dan akan menyampaikan keprihatinan mereka kepada para pejabat pemerintahan dari semua tingkat. Menurutnya, mayoritas peserta polling menilai sistem pendidikan yang ada sekarang “antara cukup dan buruk.” Hanya delapan persen peserta polling yang mengatakan sistem pendidikan itu “sangat bagus.” Volpe menambahkan, banyak orang tidak mengharapkan akan ada perbaikan. Selain itu ditambahkan pula jika diyakini sekolah-sekolah di Amerika tidak akan dijadikan contoh bagi dunia dalam waktu 20 tahun ke depan. Amerika, tambah Volpe, harus melakukan banyak hal supaya bisa menjadi contoh bagi pendidikan yang berkualitas pada tingkat internasional. Sekolah negeri di Amerika mensubsidi pendidikan dari tingkat TK sampai kelas 12 atau kelas 3 SMA sehingga sekolah dapat dilakukan dengan cuma-cuma. Tiap negara bagian berhak mengatur sendiri sistem sekolah negerinya. Bantuan keuangan bagi sekolah negeri itu datang dari pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal, sementara pemerintah federal menyumbang sebagian kecil dari seluruh dana yang dibutuhkan. Kebanyakan dana pendidikan itu diambilkan dari pajak harta benda penduduk setempat; karena itu seringkali ada perbedaan antara standar sekolah yang terdapat di kawasan “orang kaya” dan sekolah-seolah di kawasan penduduk miskin. Seorang pria duduk di depan gedung Universitas Eropa Tengah, sebuah sekolah yang didirikan oleh pemodal AS George Soros, di Budapest, Hongaria, 9 April 2018. Foto Reuters Keyakinan orang tentang kualitas sekolah K-12 di kawasan mereka sangat terkait dengan berapa besar penghasilan mereka. Kata Volpe, orang akan tiga sampai tiga setengah kali lebih yakin bahwa sekolah di distrik mereka lebih baik atau akan lebih baik lagi di masa depan, kalau tiap keluarga punya penghasilan AS$150 ribu per tahun atau lebi, dibanding kawasan yang penghasilan rata-rata keluarga kurang dari AS$50 ribu. Karena itu ada kesan yang terus meningkat tentang “kesenjangan ekonomi” dan “kesenjangan pendidikan.” Jadi, apa yang diharapkan rakyat Amerika dari sistem pendidikan K-12 mereka? Para periset itu minta peserta survei untuk menjelaskan apa yang mereka harapkan dari sistem sekolah negeri, dan memberi mereka 15 pilihan atau prioritas. Jawaban yang paling banyak diberikan adalah supaya murid-murid diajar menulis dan membaca dengan baik. Pilihan selanjutnya adalah supaya murid-murid diajari bagaimana menjadi warga negara yang baik, dan yang ketiga, supaya anak-anak sekolah “aman dari kekerasan dan aman dari kecederaan fisik.” Sementara poin keempat meminta sekolah menyiapkan para siswa untuk memasuki lapangan kerja; dan nomor lima supaya anak-anak itu diajari tentang sejarah Amerika. Hanya separuh peserta survei mengatakan sekolah negeri harus menyiapkan siswanya untuk belajar di perguruan tinggi. Kendati adanya jurang pemisah politik yang dalam di Amerika saat ini, pendukung kedua partai besar memberi nilai antara “cukupan dan buruk” bagi sistem pendidikan K-12 di Amerika. Pernilaian itu diberikan oleh 51 persen warga Partai Republik dan 55 persen pendukung Partai Demokrat. [ii/jm]

apa yang diharapkan warga dari sebuah sistem pendidikan